mmcjatim.id || Banyuwangi, 16 Juli 2023
LRPPN Banyuwangi Tanggapi Statemen Oknum LSM di Media Itu Tidak Benar pengemudi Mobil Branding lembaga LRPPN mengalami laka tunggal di TWA Gunung Ijen
LRPPN Banyuwangi Tanggapi Statemen Oknum LSM di Media ” Itu Tidak Benar terkait pemberitaan di media online terkait statemen salah satu oknum mengaku aktifis penggiat LSM yang berkomentar atas peristiwa kecelakaan tunggal mobil yang dikemudikan dua orang Klien lembaga LRPPN Banyuwangi. “Kami hanya ingin meluruskan atas statement seseorang yang mengaku sebagai aktivis dan penggiat LSM di Banyuwangi, terkait musibah yang dialami klien kami saat bertugas,” kata Mohammad Hiksan Pimpinan LRPPN Banyuwangi saat di kantornya, minggu (16/07/2023)
Hiksan menjelaskan, pemberitaan yang beredar tidak sesuai dan belum tentu sesuai kebenarannya yang di rilis beberapa media online. ” Dalam keterangan dugaan yang di sampaikan faktor penyebabnya dua klien kami terpengaruh obat-obatan, sehingga dikira jadi pemicu terjadinya kecelakaan itu,” jelas Hiksan.
Masih kata Hiksan kejadian ini memang murni karena kesalahan teknis dan kurang fokus saat berkendara. “Jadi apa yang disampaikan seseorang yang statement di media itu tidak benar, dan tidak bertanya secara langsung dengan dua orang klien saya alami,” bebernya. Jadi dengan pemberitaan yang sudah beredar dibeberapa group whatsapp.
Sementara itu, dua orang yang terdapat didalam kendaraan tersebut pengemudi berinisial GEP (30) laki-laki dan S (35) perempuan tidak terima kalau mereka sampai diberitakan terlalu privasi (pribadi) dan masih mempertimbangkan langkah yang akan ditempuh terkait beredarnya berita ” Tidak tanya langsung dan tanya ke kami ujug-ujug sudah muncul pemberitaan itu mas, apalagi mulai nama dan alamat saya ditulis secara lengkap,” tegas GEP saat di mintai keterangan di kantor Lembaga LRPPN Banyuwangi
Masih kata GEP kami membawa kendaraana atas perintah pimpinan, jika tanpa seizin pimpinan mereka tidak berani,”tegasnya
” untuk membawa mobil inventaris kantor tanpa seizin pimpinan kami tidak berani itu atas rekomendasi pimpinan” tegasnyaTambah GEP”
Jadi sebelum kecelakaan itu terjadi faktornya saat melaju di jalan karena keselip, kondisi jalan licin karena habis hujan, kami siap jika memang kami harus di tes urin. Agar semua jelas dan tidak seperti statemen yang beredar pemberitaannya,” Terang GEP dan teman perempuan inesial S yang disebut – sebut punya hubungan spesial
Sementara itu Hiksan menjelaskan bahwa S perempuan yang satu mobil dengan GEP merupakan petugas pendamping si GEP, artinya sudah sesuai dengan SOP. “Surat tugas ada dan memang mereka sedang menjalankan tugas dari kita, dan mereka saat itu sedang menjalankan perintah dari kami,” Tegas Hiksan.
Di akhir pembicaraannya Hiksan menjelaskan secara gamblang terkait apa yang tengah terjadi
✓ Yang mengendarai mobil adalah klien rehabilitasi yang sudah memasuki tahap akhir dan akhir bulan ini sudah mau wisuda. ada tahapan selama masa rehabilitasi. Tahap akhir adalah program Vokasional yaitu pelatihan kerja dan kebetulan tadi mereka keluar dalam urusan menaruh bahan untuk program Vokasional di rehabilitasi.
✓ Klien yang sudah sampai di tahap akhir yaitu vokasional bisa keluar panti dengan didampingi petugas untuk pelatihan kerja karena untuk proses adaptasi kembali pada masyarakat dan keluarga. karena rehabilitasi pada hakikatnya adalah tempat dan solusi untuk memulihkan bukan tempat untuk memenjarakan.
✓ Diperbolehkan karena klien yang mengendarai mobil tadi telah menjalani program di tahap akhir dan dianggap mampu dan siap mengendarai mobil. Adapun perempuan yang menemani tadi adalah petugas / konselor panti rehabilitasi yang sudah dipercaya untuk mendampingi dalam program vokasional klien tersebut.
(Tim)