Susur Sungai Ujung Selatan Surabaya, Menengok Kolaborasi Multipihak

 

MMCNEWS.ID, Surabaya, 19 Desember 2021. Hari Minggu yang sangat cerah ini digunakan oleh beberapa orang untuk melakukan susur sungai. Mereka menyusuri sungai paling selatan diujung timur kota Surabaya, yaitu sungai Gunung Anyar Tambak yang menjorok ke Selat Madura. Menggunakan kapal nelayan, mereka mengitari sungai yang masih sangat asri dengan ekosistem mangrovenya. Ya, Anna Lutfie, Novien, Okto dan Zaili menyusuri sungai Gunung Anyar Tambak yang berada di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Kota Surabaya.

Di sela-sela hingar bingar kota Surabaya yang terus membangun, ada di sudut kotanya masyarakat yang terus bergeliat dengan partisipastinya untuk mewujudkan penyehatan lingkungan. Melalui program Master Meter, air minum perpipaan yang masuk di Gunung Anyar Tambak, masyarakat melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) berkolaborasi dengan lembaga pembangunan Amerika Serikat (USAID), CSR Cola Cola dan PDAM Surya Sembada Surabaya.

Anna Lutfie, Presiden Republik Durian dan juga saat ini menjadi Pengurus Wilayah Korp Alumni HMI Kota Surabaya, mempunyai perhatian sangat tinggi terhadap kelestarian kehutan dan penyehatan lingkungan sangat mengapresiasi kolaborasi tersebut. “Kolaborasi yang sangat bagus telah ditunjukkan di Kota Surabaya, bagaimana mewujudkan air bersih bagi seluruh lapisan masyarakat yang menjadi tanggungjawab negara”, ucap AL biasa dipanggil.

Tidak lupa Okto, yang merupakan praktisi penyehatan lingkungan menambahkan bahwa dulu di daerah ini, untuk beli air bersih saja warga harus membayar Rp 2.500 sampai Rp 3.000 per 20 liternya, disisi lain, warga Kota Surabaya lainnya dapat membeli air dari PDAM berkisar Rp 1.900 per kubik (1.000 liter). Tentu ini menjadi ketimpangan akses dan keterjangkauan biaya. “Akses air minum perpipaan yang sangat baik tentu menjadi dambaan setiap warga. Jaminan kualitas, kuantitas, keterjangkauan biaya dan keberlanjutan menjadi prasyarat bagaimana air tersebut dapat dinikmati oleh semua orang”, tambah Okto.

Novien, yang saat ini menjadi Koordinator Program di lembaga pembangunan luar negeri menyebutkan melihat akses air tersebut tidak hanya bisa dilihat dari ketersediaanya saja, namun juga akan berdampak pada perbaikan kesehatan dan perekonomian warga.

“Melalui air yang bertarif murah dan berkualitas tersebut, kesehatan warga akan meningkat dan tentu alokasi anggaran di rumah tangga yang tadinya tersedot untuk membeli air melalui jerigen dapat digeser untuk pemenuhan kebutuhan lainnya”, tambah Novien.

Hal ini dikonfirmasi oleh Lutfiah, pengurus KSM Master Meter Gunung Anyar Tambak. “Dulu beli air susah, ada air bersih sangat dihemat-hemat, sekarang sudah berjalan 3 tahunan, air sangat bersih dan mudah digunakan, hemat lagi”, kata Lutfiah dengan mata berbinar-binar.

Tentu keberhasilan program tersebut perlu kobalorasi semua pihak, tidak hanya pemerintah saja yang berupaya, namun dukungan pihak swasta dan kontribusi masyarakat menjadi hal yang tidak kalah penting.

AL menambahkan bahwa kedepannya, dalam upaya mewujudkan target Sustainable Development Goals, khususnya target ke-6, perlu kolaborasi, bergandengan tangan, gotong royong semua pihak. Melalui jalan-jalan susur sungai ini kita ditunjukkan bagaimana kolaborasi yang apik antar berbagai elemen yang mempunyai tujuan sama, membangun kehidupan yang lebih baik, lingkungan yang berkelanjutan. (Red/Bledex)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *