Sampang Madura, – Hampir tiga jam ratusan Jurnalis mengepung Mapolres Sampang, meminta pertanggung jawaban atas sikap arogansi Kapolres sampang saat mendarah darah penuh amarah melontarkan perkataan yang tidak seharusnya diucapkan. Yakni, tidak akan melayani wartawan yang tidak terdaftar ke Dewan Pers dan tidak melakukan UKW. Senin, (20/06/2022).
Ungkapan itu di lontarkan oleh Kapolres Sampang Arman saat Audensi dengan sejumlah awak media terkait tindak lanjut penangkapan pupuk bersubsidi sebanyak 17 ton yang tak kunjung ada kejelasan dan dalam rangka klarifikasi prosedur pendistribusian Program Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima dan Warung (BT-PKLW) .
Namun saat audiensi berlangsung dan terlibat diskusi sengit, Kapolres Arman naik darah dengan melontarkan pernyataan bahwa tidak akan melayani media yang tidak terdaftar di dewan Pers dan Ikut UKW. Padahal yang menjadi Mitra Polres Sampang selama ini adalah media dan wartawannya hampir 90 persen tidak ada yang UKW dan tak terdaftar ke Dewan Pers.
Oleh sebab itu, ratusan Jurnalis dari berbagai Daerah memadati Mapolres Sampang menuntut Kapolres Arman Dicopot.
Korlap Aksi, dipimpin oleh Aziz Gus Priyanto SH selaku Ketua Forum Gardu Demokrasi (FGD) sekaligus Ketua Dewan Pengawas Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK-DPD) Sampang.
Orator Pertama, Kabiro media Target Hukum, Dedet, mengatakan bahwa apa yang sudah dikatakan Kapolres pada saat menggelar audiensi tidak ada dasar Hukumnya. Bahwa wartawan dibatasi jika tidak terdaftar di Dewan Pers.
“Kami tidak butuh berita kami disini karena diusik. Kami disini karena terusik. Sebelumnya karena tidak pernah terusik,” jelasnya.
“UU Pers dengan Dewan Pers ? ” kemudian dijawab oleh para ratusan Jurnalis UU Pers.
“Sensasi anda telah mempermalukan masyarakat Sampang. Masyarakat sudah adem, eh ternyata gara gara anda semua masyarakat Sampang Malu. Anda tidak layak hidup di Sampang,” jelasnya.
“Anda bodoh. Kapolres memberikan sensasi murahan dan tidak berkualitas. Saya malu karena pernyataan Kapolres yang kurang berkelas ini hingga viral ke pelosok negeri,” tutup Dedet.
Sedangkan Korlap Aksi lainya, Lutfi asal Pamekasan selaku Sekretaris AWP menyampaikan dalam orasinya bahwa jangan sampai dewan Pers dijadikan acuan untuk nanti Aparat Penegak hukum bertindak semena -mena.
“Sementara pernyataan dewan Pers ada dua versi pernyataan yang sudah tayang dibeberapa media. Dari sekian tahun baru sekarang terjadi di Kabupaten Sampang dan ini memalukan,” tegas dia.
Disisi lain, Bung Aziz dengan lantang menegaskan bahwa kedatangannya untuk meminta Kapolres Sampang, Arman segera Hengkang.
“Saya minta Kapolres Arman segera hengkang dari Sampang,” ujar Korlap Aksi. Senin, (20/06/2022) seperti dilansir berbagai pemberitaan media.
Lanjutnya, Ia memastikan bahwa persoalan ini akan bergulir ke Mabes Polri.
“Trunujoyo akan menunggu Kapolres di Jakarta,” ungkapnya.
Pihaknya meminta untuk Kapolres Arman agar keluar untuk menemui ratusan Jurnalis.
“Keluar Kapolres jangan jadi pengecut . Keluar kau,” tandas Rizki, orator Aksi Jurnalis bersatu dari media Lintas Jatim.
“Jangan bermewah mewahan di Hotel Camplong Kapolres Arman tolong temui kami,” sambung Rizki.
Sementara itu masih di tempat yang sama, Orator Aksi yang lain menyebutkan, “Kapolres Sampang ini Lempar Kentut Sembunyi Pantat. Saya minta tolong jika Kapolres Sampang ada di Hotel tolong dijemput pak Waka,” seru korlap Aksi dengan nada berapi-api.
Namun hingga pukul 13.51 wib, Kapolres Sampang belum menampakkan batang hidungnya dan belum bisa menemui ratusan Jurnalis yang sudah menunggu hingga kepanasan.
Berkenan dengan itu, Rolis Sanjaya disela sela makan bersama di jalan meminta kepada Kapolres Arman untuk bertindak ksatria untuk menemui peserta aksi.
“Sembari menunggu kordinasi dan Komitmen Wakapolres dengan Kapolres Sampang bagaimana. Karena tadi janji mau dikomunikasikan dulu. Ayo makan besama.” pungkasnya. (angs)
Sumber : Diolah dari berbagai sumber
Editor : Didik Sap