“PLN juga terus memastikan kesiapan infrastruktur kelistrikan di berbagai wilayah melalui pemantauan berbasis teknologi digital yang terintegrasi. Sistem ini memungkinkan pengawasan _real-time_ terhadap distribusi daya, deteksi dini potensi gangguan, serta optimalisasi pengaturan beban di setiap titik jaringan,” tambahnya.
Sedangkan dari sisi kesiapan pasokan listrik pada periode Nataru 2024 ini, PLN beban puncak mencapai sekitar 39 gigawatt (GW). Dengan daya mampu sebesar 53 GW, maka masih terdapat cadangan daya yang mumpuni sebesar 14 GW.
Selain itu, sebelumnya PLN juga telah menyiapkan 4.336 posko siaga dengan dukungan 81.591 personel yang siap siaga di seluruh Indonesia. Posko ini bertujuan untuk merespons cepat segala potensi gangguan kelistrikan yang mungkin terjadi selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
”Dengan pendekatan digitalisasi, PLN tidak hanya meningkatkan responsivitas dalam menangani gangguan tetapi juga menjaga stabilitas pasokan listrik di tengah tingginya permintaan selama periode Natal dan Tahun Baru,” kata Darmawan.
Lebih lanjut, PLN berkomitmen untuk terus meningkatkan investasi di bidang teknologi digital dan sumber daya manusia sebagai pilar utama dalam mendukung transformasi sistem kelistrikan di Indonesia. Dengan strategi ini, PLN optimistis dapat mewujudkan sistem kelistrikan yang andal, efisien, dan berkelanjutan, sejalan dengan target transisi energi nasional menuju bauran energi bersih yang lebih besar di masa depan.
“Melalui sinergi antara pemerintah, PLN, dan seluruh pemangku kepentingan, diharapkan layanan listrik yang berkualitas dapat mendukung pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” tutup Darmawan. (Dex)