BOJONEGOR | MMC JATIM — Dinas Pertanian dan Ketahana Pangan Provinsi Jawa Timur telah merencanakan tiga inovasi yang dinamakan, Ngegat Ailines, Simelo dan Peka Pari. Inovasi Ngegat Airlines sangat diperlukan, sebab inovasi tersebut untuk pengendalian hama Penggerek Batang Padi (PBP) dengan memantau jadwal terbang Ngengat.
PBP merupakan hama utama padi di Jawa Timur dan Indonesia, dan menyerang semua fase pertumbuhan. Hal tersebut disampaikan Bupati Bojonegoro Anna Muawanah melalui zoom meeting pada acara bertajuk “Sosialisasi Ngengat Airlines dalam rangka pengembangan pertanian ramah lingkungan” Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro di Ruang pertemuan Jln Raya Sukowati no 412 Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro,Rabu (10/2/2022).
Dalam acara tersebut hadir Asisten 2 Bidang Perekonomian Kusnandaka, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro Helmy Elisabeth, Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan se – Kabupaten Bojonegoro, Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan perwakilan POKTAN (Kelompok Tani) se- Bojonegoro.
Koordinator Wilayah Kerja UPT Proteksi Jatim Achmad Fadlori, dalam pemaparan materinya tentang pentingnya pengamatan hama tanaman padi.
“Hama penggerek batang (stem borer) sampai saat ini merupakan hama utama dan penting pada pertanaman padi karena sering menimbulkan kerusakan berat dan kehilangan hasil yang tinggi. Hama ini dapat merusak tanaman padi pada semua fase pertumbuhan, mulai pada saat di pembibitan, fase anakan sampai fase pembungaan.,untuk itu perlu diketahui siklus berkembang biaknya Ngengat dan selanjutnya bisa menentukan kapan memulai masa tanam, ” ungkap Fadlori.
“Kunci di ngengat airlines yaitu pada saat pengamatan penerbangan awal. Kemudian umur tanaman padi tidak boleh ada di kisaran 43-55 hari,” sambung Fadoli.
Pengendalian penggerek batang padi dapat dilakukan dengan cara konsep pengendalian aplikatif, ” sejak di persemaian sampai di pertanaman, dengan cara mengumpulkan kelompok telur. Jika terlihat penerbangan imago/ngengat /Kaper(jawa) pada sore hari, pengendalian dilakukann dengan cara penangkapan dengan lampu perangkap pada malam harinya. Selanjutnya pengendalian hama dengan cara menetas diaplikasi dengan agen hayati atau pestisida biologi,” jelas Zaenal Fanani yang menjadi pemateri kedua. (EPJ)