Sosialisasi Sadar Wisata dari Kemenparekraf di Desa Pasrujambe

Lumajang | MMC JATIM – Rangkaian kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata kepada para pelaku pariwisata terus berlanjut. Digelar sejak pertengahan Maret 2022 dengan mengambil tempat di Desa Wisata, kali ini sosialisasi berlanjut di Desa Pasrujambe Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang Jawa Timur. (Rabu, 29/06/2022).

Sosialisasi sadar wisata bertujuan membangun kesadaran para pelaku pariwisata dalam mengembangkan potensi pariwisata desa melalui tiga pilar utama yakni Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE (Cleanliness, Health, Safety dan Environment Sustainability).

Kepala Desa Pasrujambe Sugianto dalam sambutannya menyampaikan sosialisasi sadar wisata dan pelatihan ini nantinya bisa memberi manfaat bagi seluruh masyarakat Desa Pasrujambe,

“Desa Pasrujambe ini terdiri dari 3765 KK dan tersebar di 11 Dusun, dari 11 dusun ini mempunyai potensi wisata masing-masing dan mempunyai karakter masyarakat yang berbeda, bisa dikatakn bahwa Desa Pasrujambe ini adalah sepertiganya Kecamatan Pasrujambe,” kata Sugianto.

Sugianto juga menyampaikan terpilihnya desa Pasrujambe untuk mengikuti Sosialisasi Sadar Wisata dari Kemenparekraf adalah kebanggan tersendiri bagi Desa Pasrujambe.

“Sungguh ini merupakan kebanggaan yang luar biasa untuk Deaa Pasrujambe, mudah-mudahan dengan kehadiran Narasumber dari Kemenpar ini nanti akan memberikan kesadaran wisata kepada seluruh komponen masyarakat yang ada di Desa Pasrujambe,” tutur Sugianto.

Sugianto mengatakan dalam 2 tahun ini Desa Pasrujambe yang semula Desa Berkembang, kemudian menjadi Desa Maju.

“Alhamdulilla Sekarang sudah menjadi Desa Mandiri,” ungkap Sugianto di sambut tepuk tangan meriah para hadirin.

Sementara Teguh Tri Widodo, dari Kementrian Pariwisata dalam sambutannya mengatakan Pandemi Covid-19 berdampak signifikan khususnya bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kita terus mendorong pariwisata berkualitas yang menawarkan experience atau pengalaman unik yang membawa kenyamanan bagi para wisatawan.

“Desa Wisata menjadi salah satu alternatif destinasi wisata alam yang dapat menghadirkan keunikan, melalui ciri khas produk lokal, atraksi daerah, serta pelayanan berkualitas,” ucap Teguh

Menurutnya Saat ini terjadi pergeseran tren pariwisata menjadi low mobility, low touch, less crowd dan hygiene. Wisatawan lebih memilih perjalanan domestik dan destinasi wisata yang tidak terlalu ramai dan aktivitas kebugaran di ruang terbuka dengan pilihan atraksi wisata alam dan budaya. Standarisasi CHSE menjadi terpenting untuk meyakinkan wisatawan, karena wisatawan cenderung memilih destinasi yang mengedepankan rasa aman, nyaman, bersih, sehat dan seiring keberlanjutan lingkungan.

Untuk itu kita mengajak seluruh pelaku pariwisata desa mendorong minat wisatawan berkunjung ke desa wisata.

“Desa wisata dapat menarik wisatawan karena menawarkan berbagai pengalaman unik dan atraksi menarik. Hal ini akan membuka lapangan kerja, peluang usaha baru ekonomi kreatif, dan menjadi alternatif ketahanan pangan, energi dan ekonomi Indonesia,” pungkasnya

M2 Biro Lumajang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *