Cuaca Ekstrem,!!! Puluhan Kendaraan Terjebak Macet Hingga 12 jam Lebih Untuk Masuk Ke Kapal.

mmcjatim.id || Gilimanuk – Cuaca buruk yang terjadi di Selat Bali, membuat penyeberangan Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang tersendat. Hal tersebut membuat puluhan kendaraan terjebak macet hingga 12 jam lebih untuk masuk ke kapal.

Berdasarkan Pantauan jurnalis mmcjatim di Pelabuhan Gilimanuk, Selasa (28/6/2022), antrean kendaraan yang memenuhi Pelabuhan Gilimanuk didominasi truk dan mobil pribadi.

Menurut sejumlah sopir antrean kendaraan terjadi sejak Senin (27/6/2022) malam. Puluhan kendaraan tersebut terjebak dalam antrean dari jembatan timbang atau sekitar 2 kilometer dari pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk.

“Saya antre dari jam 11 malam,” kata edisukirno(44), sopir truk ekspedisi alat elektronik saat ditemui dalam Pelabuhan Gilimanuk, Selasa (28/6/2022) siang.

Menurutnya, berdasarkan informasi yang diterima dari pihak Pelabuhan Gilimanuk, kemacetan tersebut disebabkan cuaca buruk. Kapal yang melayani penyeberangan lebih lama lagi berada di tengah laut.
Itu dikarenakan gelombang tinggi kisaran 3 meter lebih disertai kencangnya angina Arus sehingga perlu kehatihatian ekstra.

Sopir lain yang membawa kendaraan pick up, Muhammad (46) mengaku terjebak macet Sudah sejak Senin (27/6/2022) sekitar pukul 24.00 WITA. Hingga Selasa (28/6/2022) siang ia tetap belum menyeberang dan masih antre dalam pelabuhan. “Sampai sekarang belum nyebrang. Katanya keterlambatan kapal disebabkan cuaca buruk,” ujarnya.

Koordinator Satuan Pelaksana (Korsatpel) Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk I Nyoman Sastrawan melalui keterangan tertulis menjelaskan, antrean kendaraan disebabkan cuaca yang membuat keterlambatan kapal dan adanya perbaikan dermaga ponton.

“Terkait situasi cuaca itu bisa membuat keterlambatan kapal dan penutupan dermaga ponton karena ada perbaikan itu juga bisa berpengaruh,” jelasnya, saat dikonfirmasi detikBali melalui sambungan telepon, Selasa (28/6/2022).

Sehari sebelumnya, kepada awak media Sastrawan menyampaikan, mengenai lintas Ketapang-Gilimanuk pada bulan Juni-September memang sedikit ekstrem. “Jadi kami menghimbau kepada kapal-kapal yang melintasi lintasan Ketapang Gilimanuk agar waspada terkait dengan situasi keadaan saat ini,” jelasnya.

Akibat cuaca buruk, kendaraan yang akan menyeberang dilashing atau diikat agar ketika terjadi gelombang tinggi, kendaraan tidak roboh. “Karena itu kita selalu menghimbau agar kendaraan yang ada di kapal selalu dilashing,” pungkasnya.

Apabila terjadi cuaca buruk, BPTD Pelabuhan Gilimanuk juga akan melakukan sistem buka tutup pelabuhan. Selama cuaca ekstrem beberapa hari terakhir ini, BPTD Pelabuhan Gilimanuk mencatat, selama seminggu ini telah dilakukan sekali penutupan pelabuhan akibat cuaca buruk di Selat Bali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *